Sejumlah Pihak Dorong Desa Liyu Berkembang Menjadi Desa Wisata

Kamis, 05 Desember 2019 - 01:31 WIB
Sejumlah Pihak Dorong...
Sejumlah Pihak Dorong Desa Liyu Berkembang Menjadi Desa Wisata
A A A
JAKARTA - Sejumlah pemuda di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan tampak begitu ahli dalam memahat. Dengan kemahirannya itu, mereka mulai mampu memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan perekonomian di wilayahnya.

Dalam sebuah acara adat Mesiwah Pare Gumboh, terdapat lima pemuda desa yang sibuk memainkan pahat, mengukir sisa-sisa balok kayu membentuk berbagai kerajinan. Yang paling banyak terlihat, gelas dari batang pohon pasak bumi.

"Akhir-akhir ini banyak pesanan gelas pasak bumi. Lumayanlah hasil penjualannya, tidak pahit seperti rasanya. Harganya bervariasi, dari Rp30 ribu sampai jutaan rupiah," ungkap seorang pemuda desa, Megi dalam keterangan pers, yang dikutip Rabu (4/12).

Keahlian memahat yang dimiliki sejumlah pemuda Desa Liyu itu datang dari seorang ahli pahat, Teopilus Junyung yang berasal dari Kutai, Kalimantan Timur. Kehadiran Teopilus itu pun difasilitasi Yayasan Adaro Membangun Negeri (YABN). Adaro memang tengah getol membina desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabalong ini. Sejak 2012, Adaro memfasilitasi keseriusan warga yang ingin maju melalui YABN.

Adaro mencoba membangun pilar budaya di Desa Liyu. Aspek yang ingin dikembangkan di antaranya penguatan kelembagaan komunitas, pelestarian dan pendokumentasian tradisi-tradisi, pengembangan komunitas sebagai mitra pemberdayaan ekonomi dan pendidikan. Sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pendokumentasian tradisi, YABN melaksanakan pelatihan teknik dasar memahat pada 2017 dan dilanjutkan di 2019.

Pada 11-22 November lalu, YABN menggelar pelatihan tingkat lanjut, dan objek yang disasar pembuatan gerbang desa yang terbuat dari kayu yang diukir menggunakan motif khas Dayak Deah. Program ini terasa sangat tepat sasaran, tangan masyarakat Desa Liyu terampil dalam melukis di atas kayu.

Disokong Community Relations and Mediation (CRM) Department PT Adaro Indonesia, YABN berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Liyu dan Pemkab Balangan melalui Dinas Pariwisata, bahu-membahu menyukseskan upacara adat Dayak Deah di Desa Liyu, Mesiwah Pare Gumboh, Juli lalu.

Acara syukuran atas hasil panen yang melimpah ruah dan mengundang masyarakat luas tersebut, menjadi titik awal Desa Liyu dalam meramaikan khazanah destinasi wisata di nusantara. Sudah dikenal secara luas, kegiatan di Desa Liyu itu menjadi momen yang tepat untuk menjadi ajang promosi hasil kerajinan tangan masyarakat setempat.

Menurut Program Creator dari CRM Adaro, Yudi Febrianda, Mesiwah Pare Gumboh sejalan dengan program Adaro, yakni workshop wisata berbasis budaya. Dalam menuju perubahan yang lebih baik di tengah perkembangan zaman, masyarakat adat perlu menyiapkan diri dengan perkembangan paradigma, penguatan mindset yang sejalan dengan perkembangan zaman, dan menambah soft skill.

Dari gelaran Mesiwah Pare Gumboh ini, masyarakat Desa Liyu mendapat banyak pengalaman, dari mengonsep acara hingga cara menjual paket wisata. Wisatawan yang tahu kerajinan tangan di Desa Liyu, kemudian memesannya dalam jumlah banyak.

Namun, sebelum menggelar kegiatan tersebut, Megi, yang merupakan tokoh pemuda dan inovator dari Desa Liyu, diajak melihat beberapa kampung budaya yang ada di Indonesia. Dia diajak berkeliling untuk menambah wawasan dan ilmu, bahkan terlibat secara langsung di sejumlah event di Tanah Air, seperti Dieng Culture Festival dan Pasa Harau Festival.

Keseriusan yang diperlihatkan Desa Liyu dalam menuju kampung wisata budaya ini pun memperoleh dukungan Dinas Pariwisata setempat, yang rencananya akan membangun sejumlah fasilitas umum untuk sebuah objek wisata di sana. "Insya Allah ada beberapa fasilitas yang tahun depan akan kita bangun di Liyu, seperti plang wisata, WC umum dan lain-lain," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Balangan, Rody Rahmadi Noor.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0951 seconds (0.1#10.140)